Mewaspadai Dosa yang Besar karena Disepelekan

Wasathon: Rabu, 21 Mei 2014

Cover Dosa-Dosa Besar yang Telah Dianggap Biasa dalam Keseharian Kita (Junaidi Khab)

Cover Dosa-Dosa Besar yang Telah Dianggap Biasa dalam Keseharian Kita (Junaidi Khab)

Judul               : Dosa-Dosa Besar yang Telah Dianggap Biasa dalam Keseharian Kita

Penulis            : Naylil Moena

Penerbit           :Sabil (DIVA Press)

Cetakan           : I, Mei 2014

Tebal               : 173Halaman

ISBN               : 978-602-255-506-3

Peresensi         : Junaidi Khab*

Kecongkakan dan keegoisan yang melekat dalam jiwa manusia tidak mudah untuk dihapuskan. Setiap saat dan setiap detika dua penyakit batin itu akan selalu hadir untuk menampakkan keangkuhan sehingga menimbulkan banyak kesalahan yang menyebabkan seseorang berdosa. Maka dari itu, kita sebagai manusia yang telah berpotensi menghidupkan dua sifat bejat itu, harus waspada dan hati-hati dalam menghadapi kehidupan dan melangkahkan kaki agar tidak menjadi dosa dan dosa kecil menjadi dosa besar karena disepelekan akibat dua sifat tersebut.

Maka dari itu, buku ini hadir sebagai upaya untuk menyadarkan kita sebagai umat manusia yang serba banyak memiliki kekurangan daripada kelebihan yang mulia. Buku ini akan menjadi pemandu pada diri kita dalam mewaspadai dosa-dosa kecil yang disepelakan lalu menjadi dosa besar tanpa kita sadari. Naylil Moena dengan ulasannya yang sederhana dan mudah dipahami ini akan mengajak para pembaca mengarungi lautan kelam akibat jiwa kita yang terlalu congkak dan egois dengan keadaan yang kita hadapi. Sehingga tak heran bila dalam kesaharian kita berkelindan dengan dosa.

Sebagaimana kita tahu bahwa manusia adalah makhluk yang pasti mengalami lupa dan kekurangan. Itulah sebabnya, manusia bisa melakukan kesalahan. Kesalahan itu bisa saja dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Lantaran banyak melakukan kesalahan itulah, manusia rentan tergelincir dalam perbuatan dosa, iman menjadi lemah dan simpang siur.

Oleh karena itu, seseorang yang sering melakukan perbuatan dosa akan melemahkan imannya sendiri. Orang yang menganggap dosa besar sebagai dosa kecil adalah orang yang tidak memiliki keimanan yang benar. Ia seperti setitik air di atas daun talas, yang terombang-ambing dan mudah dijatuhkan oleh pengaruh-pengaruh setan yang terus menyerukan perbuatn-perbuatan dosa padanya (hlm. 9).

Nurani vs Berbohong

Ada banyak dosa yang mudah dilakukan oleh umat manusia. Dosa-dosa itu memang tampak kecil, namun jika dosa-dosa itu dibiarkan dirinya dan dianggap sepele akan menjadi dosa besr yang menyebabkan dirinya dan orang lain celaka. Penyebab utama menyepelekan dosa selain congkak dan egois yaitu tidak ada daya kontrol terhadap eksistensi hati nurani yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.

Karena pada dasarnya, manusia memiliki hati nurani. Ketika ia melakukan dosa, hati nurani itu juga tidak kita hiraukan, maka lama-kelamaan bisikan itu juga tidak akan kedengaran lagi. Sebab, ruang hatinya sudah dipenuhi oleh bisikan-bisikan setan. Sehingga, dosa-dosa kecil yang kita lakukan seakan menjadi hal sepele, ringan tanpa beban apapun (hlm. 21).

Maka dari itu, hati nurani sebagai kekuatan eksotis yang memiliki pengaruh terhadap kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan hati nurani yang hidup dalam jiwa manusia hakikatnya menjadi terowongan yang ampuh untuk memilih-dan memilah antara yang baik dan buruk, serta yang dosa dan yang berpahala. Sebenarnya kita hanya tinggal memaksimalkan kekuatan hatinurani untuk terus menuju terowongan yang ada cahayanya agar tidak terbiasa dengan dosa kecil yang disepelekan hinnga tanpa kita sdari menjado dosa besar.

Salah satu dosa yang sering dianggap sepele oleh banyak orang adalah berbohong. Yaitu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta dan keadaan yang sebenarnya. Berbohong adalah perbuatan dosa yang sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun. Sebab, dalam praktiknya, berbohong itu merugikan orang lain, lantaran mengandung unsur penipuan (hlm. 118).

Melakukan kebohongan, bukan hanya berdosa pada Allah Swt., namun juga kepada diri sendiri dan orang lain. Akibat melakukan perbuatan bohong, diri kita menjalani kehidupan bagai ditekan oleh persoalan yang kita simpan kebenarannya. Jika ketahuan, maka diri kita akan hancur. Selain jika berbuat bohong bisa merugikan orang lain, juga merugikan diri kita sendiri, karena jika ketahuan kita tidak akan dipercaya lagi oleh teman atau lawan. Dengan perbuatan bohong itu, masyarakat menjadi korban akibat kabar yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Kerusakan, kerugian, pembunuhan, dan fitnah akan terjadi jika perilaku berbohong menjadi kebiasaan sehari-hari. Maka dari itu, kita semua harus menghindarinya.

Kehadiaran buku mungil di tengah-tengah para masyarakat pembaca tak lain hanya untuk mengingatkan dan menyadarkan bersama agar tidak menyepelekan dosa kecil hingga menjadi besar. Jika dosa kecil disepelekan, maka akan merembes menjadi dosa besar tanpa kita rasakan. Maka dari itu, buku ini hadir dengan ulasan tentang menyepelekan dosa, faktor-faktor orang menyepelekan dosa, dosa-dosa yang berhubungan dengan Allah, yang berhubungan dengan orang lain (manusia), yang berhubungan dengan pribadi, dan tengtang bagaimana kita melatih diri untuk menghindari dosa yang dianggap sepele.

* Peresensi adalah Pecinta Baca Buku dan Tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.

E-Mail                        : john_gapura@yahoo.com

http://wasathon.com/resensi-/view/2014/05/21/-resensi-buku-mewaspadai-dosa-yang-besar-karena-disepelekan

Leave a comment