Mengkritisi Fatwa MTA yang Miring
January 17, 2013 52 Comments
AULA: Tab’ah 01/SNH XXXV/Januari 2013. Januari 2013 M./Shafar-Rabiul Awal 1434 H.
Judul : Meluruskan Doktrin MTA Kritik Atas Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an di Solo
Penulis : Nur Hidayat Muhammad
Penerbit : Muara Progresif Surabaya
Cetakan : I, Januari 2013
Tebal : xiv+184 hlm; 14,5 x 21 cm
ISBN : 978-979-1353-33-5
Peresensi : Junaidi*
Mengutarakan sebuah gagasan, fatwa, klaim, dan berbagai keputusan tentang suatu hukum, baik yang menyangkut hal-hal yang baik, buruk, halal, haram, taat, kafir, dan lain semacamnya harus berdasarkan pada dalil-dalil, referensi, literatur, dan berbagai rujukan yang secara ilmiah diakui kebenarannya. Jika hanya berdasarkan pada pendapat pribadi, maka jelas kurang bisa dibenarkan bahkan ditolak.
Namun, jika ada dasar-dasar yang kuat dan akurat demi kepentingan hidup bersama, maka sebuah gagasan, atau fatwa bisa diterima dan boleh diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Itupun masih dalam lingkup terbatas bagi mereka yang ingin mengikutinya tanpa ada paksaan apapun.
Di dalam agama Islam beda pendapat tentang suatu hukum di antara kalangan ulama boleh-boleh saja. Dan itu ada yang mengatakan sebagai rahmat, karena dengan perbedaan tersebut kita bisa lebih mudah tapi benar dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Namun sejauh manapun ulama dalam Islam beda pendapat itu memiliki sumber dan dalil-dalil yang kuat dan akurat sehingga bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya di depan publik.
Misalkan dalam buku ini beberapa fatwa yang dilontarkan oleh ketua Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di Solo yang selalu mengatakan bahwa amaliah warga Nahdliyyin sesat. Berbagai amalan warga Nahdliyyin dianggap bid’ah. Bahkan apa yang diharamkan oleh Islam sebelumnya, mereka menghalalkan lalu mengharamkan lagi. Misalkan anjing, mereka menganggap halal karena di dalam Al-Quran dan Al-Hadits tidak ada dalil yang mengharamkannya. Namun selang beberapa waktu setelah mendapat kritikan, mereka tidak pernah demikian, padahal sudah ada banyak bukti yang nyata tentang fatwa tersebut (Hal. 67-70).
Dari sinilah tidak ada kejelasan. Berbagai klaim, fatwa, dan pendapat ketua MTA di Solo, ustadz Ahmad Sukina, dianggap telah melenceng dan bertolak belakang dengan berbagai amalan-amalan warga Nahdliyyin yang secara jelas sudah ada dasar dan patokan hukumnya. Buku ini akan mengupas dan meluruskan klaim, fatwa, dan pendapat MTA yang tidak dibarengi dengan dalil-dalil yang kuat dan akurat mengenai tindakan dan amalan warga Nahdliyyin.
Majelis Tafsir Al-Qur’an di Solo dengan terang-terangan memberikan suatu keputusan dan penafsiran tentang suatu hadits yang tidak didasarkan pada beberapa rujukan yang benar. Sehingga mereka dianggap membabi-buta dalam mengulas suatu hukum. Seperti amalan yang dilakukan oleh mayoritas warga Nahdliyyin, yaitu tentang shalat witir, tarawih, istisqa’, tahajjud, hajat, dan tentang pembolehan berzakat kepada non-Islam hingga tentang waktu wukuf di ‘Arafah (Hal. 135-171).
Juga disebutkan bahwa ketua MTA itu tidak memiliki dasar-dasar tentang tatacara membaca kitab turats (kitab kuning berbahasa arab yang tanpa makna dan harakat) yang secara umum dijadikan rujukan oleh para ilmuan dan ulama-ulama Islam dalam menetapkan hukum Islam. Selain itu pula, jika pimpinan MTA diajak berdialog enggan menyetujui dan mengelak dengan berbagai alasan. Lalu mengapa sebagian orang berani mengikutinya? Hal ini juga akan dibahas di dalam buku ini.
Jika mereka memang merasa benar dengan pendapatnya, setidaknya mereka mau untuk mempertanggungjawabkan dan menjelaskannya secara ilmiah di depan publik. Tapi kenyataannya mereka selalu menghindar jika diajak untuk berdialog untuk mencari titik temu pemahamannya tentang kebenaran dalil-dalilnya. Dari sinilah sudah jelas bahwa pemahaman yang mereka lontarkan adalah kurang valid dan tidak ada dalil yang jelas sehingga mereka selalu menolak ketika diajak berdialog secara ilmiah berdasarkan dalil-dalil yang kuat dan akurat.
Maka dari itulah, kita harus berhati-hati dalam mengikuti sebuah ajaran agar tidak masuk dalam jurang kesesatan. Dengan hadirnya buku ini diharapkan warga Nahdliyyin tidak resah dengan berbagai fatwa yang tidak ada sumber dan rujukannya yang jelas, termasuk klaim dan doktrin MTA di Solo yang tanpa dasar dan dalil yang cukup kuat bahkan tidak ada dalil yang kongkrit tentang pemahaman ajarannya. Begitu pula sebagai bahan perbandingan bagi pengikut MTA agar memahami dengan benar terhadap Al-Quran, Al-Hadits, dan beberapa literatur ilmiah lainnya.
* Peresensi adalah Ketua Bidang Keilmuan Ikatan Mahasiswa Sumenep (IKMAS) di Surabaya.
E-Mail : john_gapura@yahoo.com
bagi yang berminat atas buku ini silahkan hubungi kami di 087866119361
LikeLike
harga buku ini untuk jawa tengah Rp.40.000 dengan biaya kirim dan untuk Jawa Timur Rp.35000 termasuk juga biaya kirim.
LikeLike
Bagi yang berminat silahkan hubungi saya di 087866119361
LikeLike
Sy dah membaca buku ini, setelah sy teliti dan simak ternyata Banyak yg mengada-ada (fitnah). Sy berharap utk saudara2 smua sadarlah apa janji Qur’an terhadap penyebar fitnah. Ke ilmuan kita boleh setinggi langit tp tolonglah Jgn menyebar fitnah terhadap saudara muslim sndiri.
MARI BUDAYAKAN TABAYYUN.
Dakwah Mta bisa kita dengar sndiri melalui banyak media.
LikeLike
mohon salah satu bukti yg berupa fitnah disebutkan dalam buku ini, kemudian kita mintakan bukti dari penulisdan mendatangkan opini masyarakat setempat untuk verifikasi lebih lanjut. demikian mungkin lebih bijak. orang tidak akan membuat suatu bahan bacaan jika memang tidak ada modus sebelumnya. terimakasih.
LikeLike
Pengikut MTA identik dengan kata-kata TABAYYUN dan BIDAH coba perhatikan kalau saudara ketemu dengan orang-orang MTA perkataannya kan begitu.
LikeLike
terimaksih Abidin. Maksud kamu ini bagaimana? Siapa yang identik dengan TABYYUN dan BIDAH? MTA atau Nahdliyyin.
Mohon diperjelas dulu. Terima kasih.
LikeLike
Saya itu heran setiap kali ada yang mengkritik MTA, warga MTA selalu menulis kata-kata TABAYUN. Dasar ustadnya rambutnya kuciran
LikeLike
Orang / warga mta kental dengan istilah TABAYYUN, setiap kali orang / penduduk mta setiap ada perdebatan pasti menulis kalimat istilah TABAYYUN
LikeLike
Saya hanya resensor dari buku ini. Jika ada kritik dan saran silahkan langsung pada penukis buku dan atau adakan dialog terbukan dan diskusi bersama dalam mencapai kesepahaman. Diaolog terbukan sangat penting agar tidak terjadi banyak fitnah.
LikeLike
Mustaqim yang terhormat saya setuju dengan usulan peresensi buku ini, alangkah terhormatnya ayo dialog terbuka saja, saya siap mnemfasilitas tempat, dengan syarat pimpanan anda SUKINA siap datang, dan saya juga undang penulis buku ini. biar anda tidak andak tidak hanya menuduh fitnah terus ama orang, kalau siap monggo hubungi saya di tirmidzi_ikon@yahoo.com
LikeLike
oke betul, saya setuju jika langsung tatap muka saja.
LikeLike
saya orang solo, dan memahami betul siapa MTA itu, MTA (Majelis Takfir A. sukino). merupakan propaganda Yahudi dan bisa di sebut dengan Wahabi Jawa. Hanya orang-orang yang yang sakitlah yang mengikuti MTA. Saya yakin setelah pengasuh MTA meninggal dunia, MTA akan bubar. Karena berdirinya MTA ala Sukino bukan karena Allah.
LikeLike
Terimaksih atas penguatannya mas. Dari buku itu juga telah dijelaskan dengan detail tentang MTA tersebut.
LikeLike
Agree sama mas abduh (user dr wonogiri)
LikeLike
detail tentang MTA bisa dilihat disini
http://mta.or.id
LikeLike
Di Semarang yang jual buku Meluruskan Doktrin MTA Kritik Atas Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an di Solo dimana, tlg informasinya
LikeLike
Mohon maaf untuk Semarang kami belum ada agen. Namun bisa memsan via SMS nanti akan diposkan. silahkan jika beminat hub. 082334115077
LikeLike
sangat perlu kita baca, kalau perlu kita datangi langsung ke markas MTA di solo, apa sebenarnya terjadi
LikeLike
Sepakat, tapi kita buka acara yang resmi alias formal, bukan mendatanginya.
LikeLike
jadi penasaran, apa to MTA itu,
LikeLike
silahkan baca buku MELURUSKAN DOKTRIN MTA, itu hubungi nomer yang tertera diatas itu
LikeLike
MTA (Majlis Tafsir Alquran) namanya bagus,banyak yg ikut? tp knapa yg mengaku Nahdliyyin marah ea? kalo mereka benar harus ndak marah? di berita bnyak nahdliyyin yg berkata “ubarkan MTA. apkah sdh tau scara bnr MTA sbenarnya? coba deh pak pengarang dtg langsung ke markas mereka MTA,karna saya rasa anda hanya menduga-duga dan katanya katanya? Kalo mereka MTA salahkan harusnya d TEGUR PEMERINTAH?
LikeLike
LPMAWAN Eko Laksono: Saya sekedar meresensi buku tersebut, penulisnya asal Demak hidup di Sragen. Setidaknya penulis tahu persis mengenai hal tersebut, dan pnulis juga sering terlibat dalam persoalan itu ketika saya wawancarai. Persoalan pemerintah berangkat pada ranah hukum, setidaknya jika ada persoalan yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan mengapa harus ada intervensi pemerintah? Bukankah begitu?
LikeLike
Tafsir MTA jilid ke 4
surat al-Baqarah : 173
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Baqarah : 173)
Tafsir MTA memulai uraian tafsirnya dengan mengaitkan ayat ini dengan ayat-ayat:
قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi — karena sesungguhnya semua itu kotor — atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (al-An’am: 145)
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Nahl: 115)
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Maidah: 3)
Kesimpulan:
Menilik ayat-ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang diharamkan Allah jika manusia memakannya hanya empat macam tersebut di atas. Oleh karena itu jangan ada manusia di mana saja dan kapan saja berani-berani menambah dari yang 4 tersebut. Karena dengan tandas pula Allah telah menjelaskan bahwa perincian itu adalah empat, seperti firman-Nya di surat Al An’am ayat 119.
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ
Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. (Al An’am ayat 119)
Akal siapakah yang membenarkan penambahan dari yang 4 macam yang diharamkan oleh Allah, bagi manusia yang memakannya?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.( Al-Maidah: 87)
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَٰذَا حَلَالٌ وَهَٰذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.(Al-Nahl: 116)
قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ ۖ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal”. Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?” (Yunus: 59)
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat”. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (Al-A’raf: 32)
Dan masih beranikah manusia mengada-adakan atau berdusta atas nama Allah?
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ ۚ أُولَٰئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: “Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?” Orang-orang musyrik itu menjawab: “Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami,” dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-A’raf: 37)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ ۗ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan. (Al-An’am: 21)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (Al-An’am: 93)
وَمِنَ الْإِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِ ۗ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الْأُنْثَيَيْنِ ۖ أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ وَصَّاكُمُ اللَّهُ بِهَٰذَا ۚ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: “Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-An’am: 144)
أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَىٰ مِنْهُمْ ۚ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ ۚ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا ۗ سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ
Atau agar kamu (tidak) mengatakan: “Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka”. Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling. (Al-An’am: 157)
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُونَ
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya, tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa. (Yunus: 17)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا ۚ أُولَٰئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَٰؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (Hud: 18)
هَٰؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً ۖ لَوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ ۖ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? (Al-Kahfi: 15)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ ۚ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا ۖ وَإِنْ تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَىٰ فَلَنْ يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya. (Al-Kahfi: 57)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? (Al-Ankabut: 68)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَىٰ إِلَى الْإِسْلَامِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim. (Al-Shaff: 7)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا ۚ إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (Al-Sajdah: 22)
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَبَ عَلَى اللَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءَهُ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir? (Al-Zumar: 32)
Ada sementara orang yang mendasarkan penilaian haram-tidaknya makanan berdasarkan kriteria menjijikkan atau tidak makanan tersebut.
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
)Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma´ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)
Dalam ayat ini terdapat kalimat, “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik” (وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ), dan “Dan mengharamkan bagi mereka yang buruk-buruk” (وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ). Banyak orang yang keliru memahami kalimat ini hingga memasukkan selain 4 hal yang diharamkan di atas sehingga memasukkan apa saja yang dipandang buruk. Hal ini tidak bisa dipakai dasar karena jika digunakan maka terjadilah perbedaan hukum atas hal atau sesuai yang sama. Contoh kasus ‘katak’. Katak di daerah Jawa Tengah dipandang menjijikkan, oleh karenanya dipandang haram memakannya. Hal ini berbeda dengan Cina yang memandang katak tidak menjijikkan, dan karenanya tidak haram atau halal. Jika kriterianya adalah “menjijikkan”, maka jelas dari kasus katak ini terdapat dua hukum yang berlawanan, yakni haram di Jawa Tengah, dan halal di Cina. Oleh karena itu, yang dimaksud الطَّيِّبَاتِ dalam ayat di atas adalah “barang-barang/makanan-makanan yang dihalalkan,” sedangkan الْخَبَائِثَ adalah “makanan-makanan yang diharamkan.”
Wal hasil yang haram itu hanya 4 macam. Apakah itu sesuai dengan selera manusia atau tidak, tetapi bagi konsekwuensi logisnya seseorang yang beragama Islam, maka selera dirinya harus tunduk kepada tuntunan Allah dan bukan sebaliknya. Dan yang lebih aneh lagi kalau orang kafir jahiliyah dahulu merasa putus asa terhadap agama Islam karena agama Islam mengharamkan makanan yang dimakan oleh manusia hanya 4 macam, tetapi orang-orang yang mengaku beragama Islam jaman sekarang ada yang naik pitam karena yang diharamkan oleh Allah hanya 4 macam.
Kedudukan hadis yang diakuinya sahih, Benar hadis-hadis ini memang sahih, tetapi lantaran al-Quran telah membatasi hanya 4 macam makanan yang diharamkan tersebut, maka “… mungkinkah Nabi menambahnya?” tidak mungkin Nabi menambah selain 4 macam tersebut.
Sumber: http://arno.uvt.nl/show.cgi?fid=121531
LikeLike
MTA itu kepanjangan MAJELIS TERJEMAHAN ALQURAN
LikeLike
Saya kurang paham kang. Tapi kan ada sebuah ahdits yang menjadi penjelas dari al-Quran. Bagaiman dengan hal tersebut?
LikeLike
Diadakan Diskusi terbuka Ajalah; kalo benar ingin islam tambah gak rancu; Kalau mau cinta islam ayo ngomong secara ilmiah yang berdasarkan refrensi yang ada; kalau mau cinta golongan dan organisasinya sendiri silahkan ngoceh di page ini sampai kiamat
LikeLike
Coba mari perbaiki sholat kita secara benar dan setiap perkataan/komentar yang kita ucapkan pastinya akan kita pertanggungjawabkan diakhirat nanti…..jadi barhati-hatilah dalam berkomentar bagi kita yang sangat awam dalam beragama islam ada baiknya kita memperbaiki diri dalam beribadah dan bermasyarakat tanpa harus borkomentar ini yg benar dan ini yg salah…mari kita serahkan saja pada ahlinya..oke
LikeLiked by 1 person
Siap kang, 🙂
LikeLike
warga nahdliyin zaman sekarang belum bisamemperbaiki ummat nabi… nabi mewariskan untuk memperbaiki umat bukan membiarkan bid’ah. dimana2 santri pondok NU udut2an katanya gk p2… zaman sekarang warga NU berbau ajaran Hindu dicampur adukan dg ajaran islam. pondasi asal2an. kebiasaannya gak mirip2 nabi dan sahabatnya… maaf sy warga NU udah sejak 1998…
LikeLike
Agama yang lebih awal di Indonesia bukan Islam, tapi Hindu dan lainnya. Namun yang terislamisasi adalah Hindu, hal tersebut bisa kita lihat dengan budaya sarung di Jawa Timur. Sarung bukan peningglan Islam, tapi tradisi umat Hindu (baca: islamisasi). Jangan mengatakan sarung adalah tradisi umat Islam. Sarung merupakan tradisi umat Hindu yang digunakan oleh umat Islam dengan cara yang berbeda, menutup aurat. Mungkin begitu. Wa Allahu a’lam.
LikeLike
@ yudi
Hi Mas bro! Kamu ngaku warga NU. Warga NU kok malah menjelek-jelekkan NU? NU model apa jenengan itu. Jangan ngaku-aku. Terus terang aja kalau kamu itu warga MTA, itu lebih bagus. kamu katakan NU berbau ajaran hindu, coba lihat tafsir racikan MTA di komentar August 4, 2013 at 12:26 di atas. Setelah menjelaskan kalau yang haram hanya 4 (berarti anjing halal, atau jangan-jangan daging manusia juga halal?), pada bagian akhir tafsir mengingkari hadits-hadits sahih. pertanyaannya, ajaran Islamkah MTA yang mengingkari hadits-hadits sahih?
LikeLike
teman-teman, jangan saling menghujat, itu hanya resensi buku, saya hanya peresensor, tapi sedikit paham tentang MTA dari buku itu dan dari informasi2 teman di Jawa Tengah. mari kita perbaiki bersama-sama ummat ini, jangan hanya saling menghujat. 😀
LikeLike
Saya yakin penulis menulis buku tersebut tidak dilandasi kebencian tetapi karena cinta
LikeLiked by 1 person
InsyaAllah seperti itu. 😀
Jika dilandasi kebencian sudah tentu akan menyerang dan membubarkan dengan paksa.
LikeLike
Pingback: Harga Buku | junaidikhab
coba cari di internet www mta fm atau MTA.OR.ID
LikeLike
lw pengiriman ke bukittinggi berapa?
LikeLike
Mbak Nisa: Sekitar 20 rb hingga 25 ribu-an. Tapi enggak, paling 20 ribu-an. mau pesan>? silakan hubungi saya, 087866119361
pesan bentuk kulaan dalam jumlah banyak boleh sekali. 😀
LikeLike
berapa biaya ongkir kebukittinggi?
LikeLike
syukran kasiraan
LikeLiked by 1 person
‘Afwan, 😀
LikeLike
Buat penulis istighfar..
LikeLike
Mungkin sudah tiap sesudah shalat lima waktu lengkap dengan tahlil, tahmid, dan hamdalah-nya gan, 🙂
LikeLike
maaf saya hny orang awam. mau tany ustad, yg d ajarkan Rosul ada gk sih tentang ibadah tahlilan buat orng meninggal (7hari,100hari,1th,dst) ?? kl gk da knp msh bnyk muslim yg mlksnakn?
LikeLike
Mmmm…
Yang anda maksud ustad siapa gan? 🙂
Menurut saya sih tak masalah mereka membaca tahlil bagi mereka yang meninggal. Sebenarnya tak harus hari keberepa-berapa, yang penting bertahlil. Soal ibadah, tak harus semuanya yang dilakukan Rosul, toh ada yang dilakukan Rosul sebagian umat Islam tak mampu melaksanakannya. Banyak ibadah (baik) di era modern yang tidak dikerjakan oleh Rosul, tapi substansinya tak jauh berbeda. Ibadah=pengabdian dengan ikhlas, jadi menolong orang menggunakan mobil itu ibadah, dan tak harus menggunakan unta seperti pada masa Rosul. Itu yang saya tahu.
LikeLike
Semua disuruh TABAYYUN datang ke pengajian Mta …..
Sementara warga Mta disuruh TABAYYUN ke pengajian Nadiyyin apa pernah datang…????
Diajak dialog juga tdk pernah mau, biar menemukan titik temu dan mempersatukan umat islam boss
LikeLiked by 1 person
Ya, begitulah. Sebenarnya kita butuh keterus-terangan bersama gan. 😀
LikeLike
Sering orang mengatakan
amalan
ini adalah Bid’ah, kalau tidak
bid’ah, lalu mana Dalilnya?
INILAH DALIL SELAMATAN
KEMATIAN TERNYATA BANYAK DALIL TENTANG
SELAMATAN KEMATIAN,
DALILNYA
TERTULIS DI KITAB WEDHA.
Ternyata Selamatan, Yasinan
dan Tahlilan ternyata bukan dari
islam,
tapi dari ajaran agama hindu#
LEBIH 200 DALIL DARI KITAB
WEDHA
(KITAB SUCI UMAT HINDU) TENTANG
SELAMATAN 1,7,10,100
hari,nyewu,
dll. 0leh : ROMO PINANDHITA
SULINGGIH
WINARNO, (sarjana agama hindu (s1) & pendeta berkasta
brahmana,
kasta brahmana adalah kasta/
tingkatan tertinggi pada umat
hindu). Alhamdulillah yang
sekarang beliau Romo Pinandhita
Sulinggih
Winarno menjadi Mualaf/masuk
Islam lalu beliau mengubah
namanya menjadi Abdul Aziz,
sekarang beliau tinggal di Blitar- Jawa Timur. Dulu beliau
tinggal di Bali bersama
keluarganya yang hindu, Beliau
hampir dibunuh karena ingin
masuk islam, beliau sering di
ludahi mukanya karena ingin beragama islam &
alhamdulillah ayahnya sebelum
meninggal beliau
juga memeluk agama islam.
Abdul
aziz berharap seluruh kaum muslimin membantu
mempublikasikan,menyebarkan
materi dibawah ini.
Jazakumullahu khoiran katsira.
Kesaksian mantan pendeta
hindu: abdul aziz bersumpah atas asma
Allah bahwa selamatan, ketupat,
tingkepan, & sebahagian budaya
jawa lainnya adalah keyakinan
umat hindu dan beliau
menyatakan tidak kurang dari 200
dalil dari kitab wedha (kitab suci
umat hindu) yang menjelaskan
tentang keharusan selamatan
bagi
pemeluk umat hindu, demikian akan saya uraikan fakta dengan
jelas dan ilmiyah dibawah ini :
1. Di dalam prosesi menuju alam
nirwana menghadap ida sang
hyang widhi wasa mencapai
alam moksa, diperintahkan untuk
selamatan/kirim do’a pada 1
harinya, 2 harinya, 7 harinya,
40 harinya, 100 harinya,
mendak
pisan, mendak pindho, nyewu (1000 harinya).
Pertanyaan ????? apakah anda
orang islam juga melakukan
itu ????? ketahuilah bahwa
TIDAK AKAN
PERNAH ANDA TEMUKAN DALIL DARI
AL-QUR’AN & AS-SUNNAH/
hadits
shahih TENTANG PERINTAH
MELAKUKAN SELAMATAN, bahkan
hadits yang dhoif (lemah) pun tidak akan anda temukan ,akan
tetapi kenyataan dan fakta
membuktikan bahwa anda akan
menemukan dalil/dasar
selamatan,dkk,justru ada dalam
kitab suci umat hindu, COBA ANDA BACA SENDIRI DALIL
DARI KITAB WEDHA (kitab suci
umat
hindu) DIBAWAH INI: a. Anda
buka kitab SAMAWEDHA
halaman 373 ayat pertama, kurang
lebih bunyinya dalam bahasa
SANSEKERTA sebagai berikut:
PRATYASMAHI BIBISATHE KUWI
KWIWEWIBISHIBAHRA ARAM
GAYAMAYA JENGI PETRISADA DWENENARA. ANDA BELUM
PUAS, BELUM
YAKIN, ??? b. Anda buka lagi
KITAB
SAMAWEDHA SAMHITA BUKU
SATU,BAGIAN SATU,HALAMAN 20. Bunyinya : PURWACIKA PRATAKA
PRATAKA PRAMOREDYA RSI
BARAWAJAH MEDANTITISUDI
PURMURTI TAYURWANTARA
MAWAEDA DEWATA AGNI
CANDRA GAYATRI AYATNYA AGNA AYAHI
WITHAIGRANO HAMYADITAHI
LILTASTASI BARNESI AGNE. Di
paparkan dengan jelas pada
ayat wedha diatas bahwa
lakukanlah pengorbanan pada orang tuamu dan lakukanlah
kirim
do’a pada orang tuamu dihari
pertama, ke tiga, ke tujuh,
empat puluh, seratus, mendak
pisan, mendhak pindho, nyewu(1000
harinya). Dan dalil-dalil dari
wedha
selengkapnya silahkan anda bisa
baca di dalam buku karya Abdul
aziz (mantan pendeta hindu) berjudul “mualaf menggugat
selamatan”, di paparkan
TIDAK KURANG DARI 200 DALIL
DARI
“WEDHA” kitab suci umat
hindu semua. JIKA ANDA BELUM YAKIN,
MASIH
NGEYEL,,, ? c. Silahkan anda
Buka dan baca
kitab MAHANARAYANA
UPANISAD. d. Baca juga buku dengan judul
,“NILAI-NILAI HINDU DALAM
BUDAYA JAWA”, karya Prof.Dr.
Ida Bedande Adi Suripto (BELIAU
ADALAH DUTA DARI AGAMA
HINDU UNTUK NEGARA NEPAL, INDIA,
VATIKAN, ROMA, & BELIAU
MENJABAT SEBAGAI SEKRETARIS
PARISADA HINDU DHARMA
INDONESIA). Beliau menyatakan
SELAMATAN SURTANAH, GEBLAK, HARI
PERTAMA,
KE TIGA, KE TUJUH, KE SERATUS,
MENDHAK PISAN, MENDHAK
PINDHO,
NYEWU (1000 harinya) ADALAH IBADAH UMAT HINDU dan beliau
menyatakan pula NILAI-NILAI
HINDU SANGAT KUAT
MEMPENGARUHI BUDAYA JAWA,
=ADI SURIPTO DENGAN BANGGA
MENYATAKAN UMAT HINDU JUMLAH
PENGANUTNYA MINORITAS AKAN
TETAPI AJARANNYA BANYAK DI
AMALKAN MASYARAKAT , yang
maksudnya sejak masih dalam
kandungan ibu-pun sebagian masyarakat melakukan ritual
TELONAN (selamatan bayi pada
hari
ke 105 (tiap telon 35 hari x 3
=105
hari sejak hari kelahiran )), TINGKEPAN (selamatan untuk
janin berusia 7 bulan)= e. Baca
majalah “media hindu”
tentang filosofis upacara NYEWU
(ritual selamatan pada 1000
harinya sejak meninggal). Dan budaya jawa hanya tinggal
sejarah
bila orang jawa keluar dari
agama hindu. f. Jika anda
kurang yakin, Masih
ngeyel dan ingin membuktikan sendiri anda bisa meneliti kitab
wedha datang saja ke DINAS
KEBUDAYAAN BALI, mereka siap
membantu anda. atau Telephon
Nyi Ketut Suratni : o857 3880
7015 (dia beragama Hindu tinggal di
Bali, wawasanya tentang hindu
cukup luas dia bekerja sebagai
pemandu wisata ). g. APA
DASAR YANG LAIN DIDALAM
HINDU ??? : # RUKUN IMAN HINDU (PANCA
SRADA) yang harus diyakini
umat
hindu 1. Percaya adanya sang
hyang
widhi. 2. Percaya adanya roh leluhur. 3. Percaya adanya
karmapala. 4. Percaya adanya
smskra manitis. 5. Percaya
adanya moksa. # PANCA SRADA
punya rukun,
yaitu: • PANCA YAJNA (artinya 5 macam
selamatan). 1. Selamatan DEWA
YAJNA
(selamatan yang ditujukan pada
Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
biasa dikenal orang dalam istilah
dengan,” memetri bapa kuasa
ibu
pertiwi “). 2. Selamatan
PRITRA YAJNA
(selamatan yang DI TUJUKAN PADA
LELUHUR). 3. Selamatan RSI
YAJNA (selamatan
yang ditujukan pada guru atau
kirim do’a yang ditujukan
pada Guru, biasanya di punden/
ndanyangan ). Kalau di kota di
namakan dengan nama lain
yaitu “SELAMATAN KHAUL”
memperingati kiyainya/
gurunya &semisalnya , yang meninggal
dunia. 4. Selamatan MANUSIA
YAJNA
(selamatan yang ditujukan pada
hari kelahiran atau dikota
disebut “ULANG TAHUN” ). 5.
Selamatan BUTA YAJNA
(selamatan yang ditujukan pada
hari kebaikan ), misalnya kita
ambil contoh biasanya pada
beberapa masyarakat islam (jawa)
melakukan selamatan hari
kebaikan pada awal bulan
ramadhan yang disebut
“selamatan MEGENGAN”.
Fenomena diatas tidak diragukan
lagi karena pengaruh agama
hindu/budaya jawa/
nenekmoyang
. Allah berfirman: “ dan apabila
dikatakan kepada mereka ,”ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah,” mereka
menjawab ,”(tidak) kami
mengikuti apa yang kami
dapati pada nenek moyang
kami (melakukan-nya).”padahal,
nenek
moyang mereka itu tidak
mengetahui apa pun, dan tidak
mendapat petunjuk.(QS.Al-
Baqarah,170). “mereka tidak lain hanyalah
mengikuti sangkaan-sangkaan,
dan
apa yang diingini oleh hawa
nafsu
mereka”(QS.An-Najm,23). Dan Allah juga berfirman: dan
apabila dikatakan pada
mereka,”mari lah (mengikuti)
apa yang diturunkan Allah dan
(mengikuti) Rasul.”mereka
menjawab,”cukuplah bagi kami apa yang kami dapati
nenek
moyang kami
(mengerjakannya)
.”apakah (mereka akan
mengikuti)juga nenek moyang mereka walaupun nenek
moyang
mereka itu tidak mengetahui
apa- apa dan tidak (pula)
mendapat
petunjuk ? (QS.Al-Maidah,104) # AKIBAT YANG TIDAK DI SELAMATI
DALAM KEYAKINAN HINDU,
yaitu: Pertanyaan ? orang tua
kalau tidak diselamati
apa rohnya gentayangan? Buka
dalilnya DIKITAB SUCI UMAT HINDU dikitab SIWASASANA
HALAMAN 46-47 CETAKAN TAHUN
1979. Bagi yang tidak mau
selamatan mereka di peralina
hidup kembali dalam dunia bisa
berwujud menjadi hewan atau bersemayam di dalam pohon,
makanya kalau anda ke Bali
banyak pohon yang dikasih
kain-
kain dan sajen-sajen itu, karena
mereka meyakini roh nya ada dalam pohon itu, dan
bersemayam
dalam benda-benda bertuah
misal
keris dan jimat, di hari sukra
umanis (jum’at legi) keris atau jimat di beri bunga&sajen-
sajen. DEWA ASURA akan marah
besar
jika orang tidak mau melakukan
selamatan maka dewa asura
akan mendatangkan bala/bencana &
membunuh manusia yang ada
di
dunia. DEWA ASURA atau
dikenal dalam
masyarakat dengan nama BETHARAKALA , anak ontang
anting
harus diruwat(ritual dengan
selamatan&sajen) karena takut
betharakala , sendhang kapit
pancuran(anak wanita diantara kedua saudara kandung anak
laki-
laki) diruwat karena takut
betharakala, rabi ngalor ngulon
merga rawani karo betharakala
(nikah tidak boleh karena rumahnya menghadap
utara&barat, karena takut
celaka ). # AKIBAT YANG DI
SELAMATI DALAM
KEYAKINAN HINDU, yaitu: Dalam
keyakinan hindu bagi yang mau selamatan maka mereka
langsung punya tiket ke surga.
2. NASI TUMPENG Konsep dalam
agama hindu : dalam
kitab MANAWA DHARMA SASTRA
WEDHA SMRTI ,BAGI ORANG YANG
BERKASTA SUDRA(KASTA YANG
RENDAH) YANG TIDAK BISA
MEMBACA KALIMAT PERSAKSIAN :
HOM SUWASTIASU HOM AWI
KNAMASTU EKAM EVA ADITYAM BRAHMAN ,BAGI YANG TIDAK
BISA
MENGUCAPKAN KALIMAT DALAM
BAHASA SANSEKERTA DIATAS
SEBAGAI PENGGANTINYA MAKA
MEREKA CUKUP MEMBIKIN TUMPENG,
BENTUKNYA ADALAH SEGITIGA,
SEGITIGA YANG DIMAKSUT
ADALAH
TRIMURTI (SHIVA, VISHNU,
BRAHMA=>BRAHMAN) ARTINYA TIGA MANIFESTASI IDA SANG
HYANG WIDHI WASA , UMAT
HINDU
MENGATAKAN BARANGSIAPA
YANG
MEMBIKIN TUMPENG MAKA DIA SUDAH BERAGAMA HINDU.
Dikitab BAGHAWAGHITA di
jelaskan
TUHAN nya orang hindu lagi
minum dan ditengahnya ada
tumpeng, dan di depan dewa brahma ada sajen-sajen 3.
Pemberangkatan mayat
diwajibkan dipamitkan di depan
rumah lalu beberapa sanak
keluarga akan lewat di bawah
tandu mayat (tradisi brobosan), karena umat hindu meyakini
brobosan sebagai wujud bakti
pada
orang tua dan salam pada dewa,
dalam hindu mayat di tandu lalu
diatasnya diberi payung, pemberangkatan mayat
menggunakan sebar/sawur
bunga, uanglogam,
beraskuning,dll, lalu
bunga di ronce(dirangkai
dengan benang )lalu di taruh/
dikalungkan
di atas beranda mayat. Hindu
meyakini : a. Bunga warna
putih mempunyai
kekuatan dewa brahma. b. Bunga warna merah
mempunyai
kekuatan dewa wisnu. c. Bunga
warna kuning mempunyai
kekuatan dewa siwa. Umat
hindu berkeyakinan bunga itu berfungsi sebagai pendorong
do’a (muspha/trisandya)
&pewangi. 4. KETUPAT Didalam
hindu roh anak menjelang
hari raya pulang kerumah,
sebagai penghormatan orang tua
kepada
anak, maka biasanya hindu
setelah
hari raya di pasang kupat diatas
pintu dan di bagi-bagikan tetangga. Pertanyaan ? apakah
anda tahu
dasarnya setelah hariraya
idulfitri
ada hari raya kupatan/ketupat ?
apa dasarnya? DEMI ALLAH tidak ada satu dalilpun perintah Allah
dari Al-Qur’an dan As-sunnah
tentang perbuatan tersebut
diatas. sungguh Allah berfirman:
“mereka tidak lain hanyalah
mengikuti sangkaan-sangkaan, dan
apa yang diingini oleh hawa
nafsu
mereka”(QS.An-NAJM:23). “
dan apabila dikatakan kepada
mereka ,”ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah,” mereka
menjawab ,”(tidak) kami
mengikuti apa yang kami dapati
pada nenek moyang kami
(melakukan-nya).”padahal, nenek
moyang mereka itu tidak
mengetahui apa pun, dan tidak
mendapat petunjuk.(QS.Al-
Baqarah:170) # KESIMPULAN
TRADISI-TRADISI SALAH YANG MEMBUDAYA : tradisi keliru dan
telah membudaya pada
masyarakat kita yang kita
sebutkan diatas, bukan untuk
diikuti akan tetapi untuk
dijauhi. Bahwa setidaknya ada dua alasan
mereka melakukan tradisi-
tradisi
tersebut : 1. Mereka
berpedoman dengan
hadits palsu; 2. Sebagian dari mereka hanya
sekedar ikut-ikutan (mengekor)
terhadap tradisi yang berjalan
disuatu tempat. Mereka akan
mengatakan bahwa
ini adalah keyakinan para pendahulu dan nenek moyang
mereka ! Saudaraku sekalian,
argumentasi”apa kata orang
tua”, bukan lah jawaban
ilmiyah
dari seorang muslim yang mencari
kebenaran. Apalagi masalah ini
menyangkut baik buruknya
aqidah seseorang. Maka,
permasalahan ini
harus didudukkan dengan timbangan AL-QUR’AN AS-
SUNNAH AS SHAHIHAH. Sikap
mengekor kepada pendahulu
dan nenek moyang dengan
tanpa
memperdulikan dalil-dalil syar’i
merupakan perbuatan yang
keliru,
karena sikap tersebut
menyerupai
orang-orang quraysy, ketika diseru oleh Rasulullah untuk
beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya.
Apa jawab mereka ? silahkan
anda
baca al-qur’an surat az-zuhruf ayat 22 & asy-syu’ara ayat 74.
“bahkan mereka
berkata,’sesungguhnya kami
mendapati nenek moyang kami
menganut suatu agama (bukan
agama yang engkau bawa)dan sesungguhnya kami orang-
orang yang mendapat petunjuk
dengan
mengikuti jejak mereka”(Qs.az
Zuhruf,22). Jawaban seperti ini
serupa dengan apa yang dikatakan kaum Nabi
Ibrahim, ketika mereka diajak
meninggalkan peribadatan
kepada
selain Allah. Mereka
mengatakan,” kami dapati bapak- bapak kami berbuat
demikian
(yakni beribadah kepada
berhala).
”(QS.Asy Syu’ara,74). #
PENUTUP Demikian wahai saudaraku
persaksian yang dapat saya
sampaikan. mari janganlah
mencampur adukkan ajaran
hindu
dengan ajaran islam. misalnya jika
anda tidak berani mendakwahi
atau menyampaikan pada
saudara
kita sebahagian umat islam
yang masih melakukan selamatan dan
sebagainya adalah dari Hindu
bukan ajaran islam. misal Jika
anda merasa malu, gak
enak (ewuh pakewuh)
menyampaikan atau mendakwahi
kepada saudara kita muslim
yang
masih melakukan selamatan dan
sebagainya atau malu gara-
gara kita menegakkan Al- Qur’an & As-
Sunnah , anda keliru besar.
Ingat janji-Nya, Allah berfirman:
sesungguhnya Allah membeli
dari
orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan
memberikan surga untuk
mereka-,,,,(QS.At-Taubah,111).
Marilah masing-masing kita
selalu
berbenah dan memperbaiki diri. Semoga Allah memberikan
hidayah
dan taufiq-Nya kepada kita dan
seluruh kaum muslimin.
Aamiin. Wallahu a’lam.
LikeLike
Allah berfirman, يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
LikeLike
Trimakasih adiib anwari.dalilnya dari hindu benar sekali.saya juga pernah mendengarkan dalil tersebut dari ceramah ustads Abdul Aziz (mantan pendeta hindu).walaupun banyak fitnah yang ditujukan ke MTA,dijelek2an seperti apapun.kalau yang dipegang itu adalah petunjuk dari Allah SWT dan contoh dari Rosulululloh SAW.Yakinlah
Firman Allah SWT :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS Muhammad: 7).Dan saya bersyukur pada Allah SWT karena berkat menyimak kajian di MTA saya jd semangat dalam mengamalkan Agama islam.dan Alhamdulillah dengan pelajaran yang diterangkan di MTA saya bisa mengerti tuntunan Agama islam yang sebenarnya.yaitu bersumber dari Al qur an dan Sunah Rosulullih SAW.
LikeLike