Meneladani Kehidupan (Keluarga) Para Nabi

Dok. Pribadi Junaidi Khab_Kuntum-Kuntum Surga Tumbuh di Bumi Mekar di Langit

Inspirasi dan motivasi dalam kehidupan ini sangat penting. Hingga urgensitasnya seakan mengalahkan kepentingan terhadap materi, karena hakikat hidup manusia bukan materi, tapi kebahagiaan hakiki. Namun, kadang manusia terlalu angkuh, sombong, dan dengki dengan segala kekuasaan Tuhan yang memang ditakar bagi orang lain, termasuk kepada para Nabi. Padahal, dari mereka kita bisa menimba banyak teladan guna melakukan introspeksi diri kita yang lebih banyak melakukan perbuatan dosa dan segala hal-hal yang melanggar ketentuan Tuhan.

Kehadiran buku berjudul Kuntum-Kuntum Surga ini akan menjadi bahan introspeksi diri bagi kita semua agar berbenah dan menjadikan hidup lebih bermakna dengan berbagai perilaku mulia. Inspirasi yang disuguhkan di dalamnya berupa narasi atau cerita tentang kehidupan para Nabi dan keluarganya. Seperti kehidupan Nabi Musa dan keluarganya yang teguh memertahankan keimanannya dan mengutamakan perbuatan baik (hlm. 11).

Yukabad (ibu Nabi Musa), Asiyah (permasuri Fir’aun), dan Siti Masyitah mengalami siksaan yang teramat pedih demi memertahankan keimanannya yang disertai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan yang tinggi. Begitu juga dengan Nabi Musa dengan tabah dan sabar melalui berbagai rintangan dan kezaliman Fir’aun yang mengaku Tuhan. Hingga pada akhirnya, berkat kesabaran Nabi Musa, Sang Pengaku Tuhan pun ditenggelamkan di lautan.

Baca:

=> Cara Ibu Merawat Anak

=> Bencana Alam (Aceh) dan Oportunisme Manusia

=> Menata Kehidupan Rumahtangga

=> Agama, Moral, dan Politik

=> Perjuangan Orang Miskin di Indonesia

=> Merekatkan Jalinan Ayah dan Anak

=> Tips dan Trik Menang RANK Mobile Legends Bang Bang (MOBA)

Mungkin rintihan hidup kita saat ini tidak seberat mereka. Namun, kadang kita selalu ingin menyerah dan putus asa. Bukan hanya mereka yang mengalami kerumitan dalam menjalani kehidupan demi hidup bahagia yang hakiki dan melakukan perbuatan baik. Hal itu juga dialami oleh Nabi Muhammad dan keluarganya seperti Fatimah al-Zahrah (hlm. 65) dan Siti Khadijah (hlm. 125).

Mereka adalah insan tangguh menjalani kehidupan yang penuh duri cobaan demi menjaga keimanan dan nilai-nilai kemanusiaan serta ketuhanan. Sementara kita hanya menyadari segala sesuatu yang seharusnya kita perjuangkan dan yang perlu ditinggalkan. Namun, karena nafsu yang kita dahulukan sehingga melupakan segala nilai-nilai keimanan dan perintah Tuhan untuk melakukan perbuatan baik. Peperangan hati dan logika memang sangat sulit dibendung, kadang hati yang menang, kadang juga logika yang menang, bahkan nafsu yang menang atas keduanya.

Hal serupa juga dialami oleh keluarga Imran hingga cucunya, Nabi Isa atau Yesus yang lahir dari rahim Siti Maryam atau Bunda Maria (hlm. 197). Cobaan dahsyat menghampiri mereka. Cemoohan dan cacian serta kedengkian dari orang-orang di sekitarnya menjadi bom waktu yang terus menyulut kemerdekaannya. Namun, atas petunjuk Tuhan dan kekuatan hati serta ketenangan jiwa, mereka bisa bertahan dalam menghadapi berbagai cobaan.

Baca juga:

=> Lipstik

=> Baju Ayah

=> Sehelai Kerudung

=> Motivasi

=> Politasasi Bahasa

=> Cerita Dewasa

=> Meneladani Langkah Kepolisian Medan

=> Puisi-Puisi Junaidi Khab* 1

Kehidupan orang-orang yang takwa dan berdedikasi untuk kemaslahatan umat memang selalu penuh cobaan. Mereka bukan orang-orang yang selalu menuruti hawa nafsunya. Nilai-nilai kebaikan bagi umat manusia yang selalu mereka dengungkan. Jadi, patut kiranya kita membaca buku ini dan meneladani perjalanan hidup orang-orang mulia demi menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan yang sudah tentu mengarah bagi kebaikan bagi seluruh alam dan seisinya.

Buku ini sejatinya mengisahkan tentang empat perempuan tangguh, yaitu Yukabad, Fatimah al-Zahrah, Siti Khadijah, dan Hanah. Namun, kisah-kisahnya tidak hanya monoton kepada empat perempuan tangguh tersebut. Tapi juga para keluarganya yang secara bersama menanggung beban cobaan hidup di lingkungannya. Dari kisah-kisah itu, kita bisa menggali inspirasi dan motivasi hidup untuk membina kehidupan yang lebih damai, membahagiakan, dan penuh dengan berkah. Selamat membaca!

Judul               : Kuntum-Kuntum Surga Tumbuh di Bumi Mekar di Langit

Penulis             : Ririn Astutiningrum

Penerbit           : mizania

Cetakan           : I, 2016

Tebal               : 272 halaman

ISBN               : 978-602-418-035-5

Peresensi         : Junaidi Khab*

* Peresensi adalah Akademisi dan Pecinta Baca Buku asal Sumenep, lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya. Sekarang Belajar di Yogyakarta.

6 Responses to Meneladani Kehidupan (Keluarga) Para Nabi

  1. Pingback: Bob Dylan, Alice Munro, dan Karya Peraih Nobel | junaidikhab

  2. Pingback: Memahami Cinta dan Cara Mencintai | junaidikhab

  3. Pingback: Bangsa Asing dan Eksotisme Masyarakat Nias | junaidikhab

  4. Pingback: Pahlawan yang Peduli pada Rakyat Kecil | junaidikhab

  5. Pingback: Menemukan dan Memutus Benang Merah Terorisme | junaidikhab

  6. Pingback: Pelajaran tentang Hidup Bagi Kaum Perempuan | junaidikhab

Leave a comment